Monday, September 26, 2011

Autumn in Paris


Judul Buku         :  Autumn in Paris
Penulis               :  Ilana Tan
Bahasa               :  Indonesia
Penerbit             :  PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit      :  Cetakan ke-14, 2010
Jumlah Halaman  :  272 lembar
Genre                 :  Metropop
Dimensi              :  13.5 x 20 cm
Jenis Cover        :  Soft Cover
ISBN                 :  979-22-3030-0




Kisah cinta tidak akan selalu indah seperti yang kita bayangkan. Terkadang cinta akan dipaksa untuk gugur di saat sedang bermekaran. Bagaimana masa lalu yang pahit dapat menghancurkan cinta? Dapatkah masa lalu diubah?

Friday, September 23, 2011

KHADIJAH “The True Love Story of Muhammad”


Add caption
Judul           : KHADIJAH “The True Love Story of Muhammad”
Penulis         : Abdul Mun’im Muhammad Umar
Penerjemah   : Ghozi.M.
Penerbit       : Penerbit Pena
Cetakan        : I, Desember 2006 - VII, Juni 2008
Tebal           : x + 363 halaman
Ukuran         : 11,5 x 19 cm
Jenis cover : Hard cover

Khadijah adalah sosok wanita teladan dalam Islam yang sangat mengagumkan. Walaupun beliau kaya, cantik, dan terpandang dan bahkan banyak dari kalangan kaum Quraisy yang berebut hendak meminangnya, namun beliau justru memilih seorang pemuda sederhana tapi mulia, Rasullulah SAW, sebagai pendampingnya.

Sunday, August 21, 2011

Cinta...

Kita selalu mengucapkan cinta kepada ALLAH. Tetapi pernah tak kita terfikir, adakah ALLAH juga cinta kepada kita ..

Kata-kata itu terlontar di suatu petang, cukup menyentak jiwa ini.

Saya terdiam tidak membalas. Merenung-renung kebenaran dari bicaranya. Bukan tidak pernah terfikir, cuma selalu terlupa.

Berapa banyak manusia yang mengharap dirinya jatuh cinta, lalu setelah merasakan dirinya dicintai, membalas pula huluran kasih itu dengan cinta yang serupa. Maka jadilah mereka dua insan bercinta, saling kasih mengasihi.

Tuesday, August 2, 2011

6 Langkah Menyelamatkan Ponsel yang Basah Kuyup

Pernahkah ponsel Anda  tercebur atau basah lantaran kehujanan? Tenang, kejadian naas itu bukan akhir segalanya. Simak langkah-langkah untuk menyelamatkan ponsel yang sudah basah kuyup tersebut. Berikut 6 langkah taktisnya:
 
1. Jangan Panik 

Friday, July 29, 2011

Beragam Warna, Satu Asa di Cipayung

Rambutnya sudah didominasi warna putih. Salah satu tanda bahwa laki-laki itu sudah cukup berumur. Kendati begitu, semangatnya tetap terjaga. Bahkan, begitu menyala jika bersinggungan dengan bulu tangkis.
Christian Hadinata laki-laki itu. Usianya sudah lebih dari 60 tahun. 3/4 dari umurnya tersebut dijalaninya di bulu tangkis. Hanya di masa kecil saja, Christian tidak sepenuhnya bertalian dengan bulu tangkis. Masa kecilnya juga diisi dengan bermain sepakbola.

Suci/Della Tampil Kejuaraan Dunia di Wembley


Pasangan ganda putri, Suci Andini Rizki/Della Destiara Haris, mendapatkan kesempatan tampil di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2011 di Wembley Arena, London, Inggris, 8-14 Agustus mendatang. Ini akan menjadi pengalaman pertama bagi pasangan muda ini untuk bersaing dengan para pemain kelas dunia di kejuaraan tersebut.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Hadi Nasri menyatakan ganda putri pelapis kedua ini harus bisa memanfaatkan kesempatan emas tersebut. "Mereka harus bisa bermain dengan maksimal dan merasakan betul bagaimana atmosfer pertandingan di sana," kata Hadi di Pelatnas Cipayung, Rabu 27 Juli 2011.

Djoko Santoso Berharap Atlet Tampil Maksimal di Kejuaraan Dunia 2011


Hal tersebut diungkapkan Djoko Santoso selaku ketua umum PB PBSI pada acara pelepasan atlet ke Kejuaraan Dunia 2011 yang akan berlangsung pada 8 – 14 Agustus 2011 mendatang.

Acara ini dihadiri oleh Yacob Rusdianto (Sekjen PBSI), Hadi Nasri (Kabid Binpres), Christian Hadinata (Kasubid Pelatnas), Fuad Basya (Kabid Logistik) serta sejumlah atlet dan media.

Monday, July 4, 2011

Yovie & His Friends Wae Wa E O (Kita Bisa) Theme Song SEA GAMES 26th (2011)



wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o
wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o

aku di sini kau di sana, tak menghalangi jiwa kita
dalam hangatnya sang mentari satukan jiwa dan hati
berpegang tangan dalam mimpi yang sama
dan tunjukkan kepada dunia


kita bisa, kita pasti bisa
kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!

wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o


menang kalah bukan masalah
persahabatanlah yang terhebat
senyuman hangat takkan terlupakan
dan tunjukkan kepada dunia


kita bisa, kita pasti bisa
kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!


kita bisa, kita pasti bisa
kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan

kita bisa, kita pasti bisa
kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan

bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!


kita pasti bisa, kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!


kita pasti bisa, kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!

wae wa e o, wae wa e o

Monday, May 30, 2011

LIPGLOSS ALAMI UNTUK MANISNYA SENYUMMU



Senyum adalah daya tarik cewek untuk jadi pusat perhatian. Nah, untuk mendapatkan that yummy humble smile, kamu bisa bikin ramuan lipgloss sendiri. Gini caranya :

Tuesday, May 24, 2011

I LOVE BADMINTON WITH MY OWN WAY


Aku masih sibuk berfikir di balkon rumahku. Kalau kalian liat aku kalian pasti bisa nebak kalau aku lagi gelisah. Sebentar-sebentar duduk, berdiri, jalan mondar-mandir, duduk lagi, berdiri lagi, ya gitu lah. Bener-bener ciri khas orang lagi bingung.
“ Arrrgghhhtt…gara-gara tuh orang gak dikenal sekarang gue jadi gelisah gini. Huft…” aku ngedumel sendiri.
Lagi-lagi aku teringat kejadian dua hari yang lalu. Kejadian itu udah bikin aku gelisah setengah hidup. Every where pasti selalu keinget.

#Flashback

Malam itu aku lagi asik online facebook lewat lappy tersayangku. Komen sana sini, wall ini itu, gila-gilaan di chat room sama temen-temen, seru lah pokoknya. Sampai suatu saat aku dapet message dari seseorang yang ga aku kenal. Ngakunya sih anak BL ( Badminton Lovers ).

From: Renata Badminton Lovers
Lo anak BL ya??

Berhubung dia anak BL, sama kaya aku, ya aku bales deh messagenya. Aku ga ada negative thingking sama sekali sama dia.

To: Renata Badminton Lovers
Iya, gue BL Solo, lo BL juga??

From: Renata Badminton Lovers
Yupss..Gue BL Jakarta. Lo ikut klub??

To: Renata Badminton Lovers
Ga, hehe.. Lo ikutan??

From: Renata Badminton Lovers
Iya, tapi cuma klub di SMA gue, bukan klub besar kaya Tangkas, SGS, atau Djarum

To: Renata Badminton Lovers
Oh..ya bagus lah, lumayan tuh bisa ikut klub sekolah

From: Renata Badminton Lovers
Yupss..gue juga udah bersyukur kok. Lo suka maen badminton ya??

To: Renata Badminton Lovers
Ga juga, maen badminton aja belum bias bener kok, haha..sebenernya gue ga bisa maen badminton, bisanya cuma asal-asalan aja.

From: Renata Badminton Lovers
Lo ga bisa maen badminton tapi ngaku BL?? Payah..

To: Renata Badminton Lovers
Ya gue emang ga bisa maen badminton, tapi gue suka liat pertandingan badminton di tv. Gue juga dukung atlet-atlet badminton Indonesia sepenuhnya, menang atau kalah mereka tetep juara di hati gue.

From: Renata Badminton lovers
Kalau cuma kaya gitu semua orang juga bisa kali. Orang kaya lo belum bisa disebut BL. Lo harus buktiin kalau lo ga cuma ngedukung, tapi juga berbuat sesuatu demi kemajuan badminton Indonesia.

To: Renata Badminton Lovers
Oke, gue akan buktiin ke lo kalau gue itu BL !!

Sunday, May 22, 2011

Mawar Ketujuh #FF Bultang Edisi GreySan


“ Huft…”
Greys mendengus kesal saat dilihatnya seikat mawar merah dan sebatang cokelat di laci meja kelasnya.
“ Lagi-lagi, Ahsan.” Katanya kesal.
“ Kenapa, Gel?? Pagi-pagi udah ngomel-ngomel.” Kata Pia, teman sebangkunya.
“ Ini nih, si Ahsan, lagi-lagi dia ngirimin coklat sama mawar. Kan lo tau sendiri gue risih banget diginiin.”
“ Hahaha…lo itu aneh, dikasih perhatian malah marah-marah. Ahsan itu bener-bener suka sama lo. Lagian apa sih kurangnya dia?? Cakep iya, pinter iya, baik banget juga.”
“ Kalau dipikir-pikir sih dia emang almost perfect. Cuma gue ga suka aja dia ngasih perhatian yang berlebihan sama gue kayak begini.”
“ Ya mungkin aja dia takut ngomong langsung sama lo, dia takut ditolak mungkin.”
“ Tau deh… bodo amat lah.”
“ Ckckck…. Greys..Greys..”

* * *

Ini sudah kali keenam Ahsan mengirimkan mawar merah kepada Greys. Tapi anehnya saat bertemu dengan Greys, Ahsan hanya diam saja. Seolah tak terjadi apa-apa antara dia dengan Greys. Padahal sejujurnya, walaupun Greys risih dengan perlakuan Ahsan padanya, ia tak bisa memungkiri bahwa perasaannya mulai berubah kepada Ahsan.

Last Chance #FF Bultang HenLy Edition


“ Lily…please maafin aku…” kata Hendra memelas. Tangannya masih erat menggenggam tangan Lily.
            “ Sorry, I can’t. kamu tau kan aku paling ga suka dibohongin, apalagi diselingkuhin. Jadi kali ini aku ga bisa maafin kamu.” Lily berkata dengan nada tinggi, ia pun berusaha untuk melepaskan genggaman Hendra.
            “ Lily..aku mohon kali ini aja, kasih aku kesempatan kedua, give me second chance. Kuakui aku salah dan aku menyesal, Lily. Aku masih sayang sama kamu. Aku pengen kita kaya dulu lagi.”
            “ Bullshit !! Yang namanya cowok kalau udah pernah selingkuh pasti susah buat berubah.”
“ Aku janji aku akan berusaha buat berubah, asal kamu mau kasih aku kesempatan.” Hendra menatap Lily lembut. Lily terdiam sejenak.
Okay, I give you second chance and it’s the last chance.” Kata Lily tegas.
Thanks, dear.. apa yang harus aku lakuin biar kita bisa kaya dulu lagi??” tanya Hendra bersemangat.
“ Ehmm….dua minggu lagi kan kamu ada kejuaraan bulutangkis lagi, nah aku mau kamu menangin pertandingan itu dan tunjukin medali kemenangan kamu ke aku. Dan selama kamu belum bisa bawa medali itu kehadapanku kamu ga boleh nemuin atau hubungin aku. Gimana??” tantang Lily.

Wednesday, May 18, 2011

The Story Of The Butterfly





A man found a cocoon of a butterfly.

One day a small opening appeared.
He sat and watched the butterfly for several hours
as it struggled to squeeze its body through the tiny hole.
Then it stopped, as if it couldn't go further.

Tuesday, May 3, 2011

Five Minutes


            Sudah hampir satu jam aku menunggunya disini, di depan sebuah toko kaset di food court sebuah mall di kota Solo. Aku sedang menunggu seseorang yang sangat ingin kutemui. Namanya Gavin, dia salah satu atlet bulutangkis nasional yang kebetulan berasal dari kota yang sama denganku. Kemarin kami sepakat untuk bertemu ditempat ini jam 13.00 sedangkan sekarang ini jam di ponselku telah menunjukkan angka 13.50. Untungnya aku ga sendirian. Aku menunggu bersama dengan Cheryl, salah satu temanku yang menyukai badminton, sama sepertiku.

Tuesday, March 29, 2011

Happy Ending #FF bultang edisi HenLy


               Aku masih termenung di depan jendela kamarku. Menikmati hembusan angin malam yang menggigit. Ditemani suara-suara nocturnal dan taburan bintang-bintang yang berkerlip ceria di pekatnya langit malam.
            Saat-saat seperti ini adalah saat yang paling kubenci. Karena saat aku sendiri seperti ini, pasti aku selalu teringat dengan Hendra, orang yang selama 8 bulan ini selalu mengisi hatiku dan menghiasi hampir semua mimpiku. Walaupun aku tau rasa ini sangat sulit untuk terwujud, namun aku tak pernah bisa untuk menghapusnya. Semakin aku mencoba melupakannya maka bayangannya akan semakin mengakar dihatiku.
            “ Ddrrttt…ddrrttt…drrtt…” Hapeku bergetar beberapa kali. Ada sms masuk. Segera kuambil benda mungil itu dari atas meja belajarku. Dan setelah kubuka, ternyata sms itu dari Hendra, orang yang dari tadi muter-muter terus di kepalaku.

Sunday, March 27, 2011

Profil Ci Butet ( Liliyana Natsir )

Siapa yang ga kenal sama cewe satu ini.. Pemain spesialis ganda nomor satu andalan Indonesia. Liliyana natsir atau yang biasa dipanggil butet lahir di Manado 09 september 1985. butet pertama kali masuk klub PB Pisok di Manado. Pada tahun 1997, dia hijrah ke klub Tangkas Alfamart di Jakarta.

Saturday, March 26, 2011

Bad Romance #FF Bultang edisi GreySan


Hari ini tampak berbeda bagi Greys. Perempuan cantik berpipi chubby ini terlihat begitu bahagia. Ia terlihat lebih ramah dan murah senyum.
            “ Pagi semuaaa….!!” Sapa Greys ramah kepada teman-temannya.
            “ Something wrong neh kayaknya.” Kata Shendy.
            “ Nothing wrong girl.” Greys duduk di sebelah Shendy.
            “ Terserah lo aja lah..” Shendy berkata sambil  lalu.
            “ Lagi ngerjain apa sih lo?? Sibuk bener..”
            “ Ada deadline buat besok, jadi gue harus cepet-cepet selesaiin.”
            “ Oh…lah Vita sama Butet kemana?? Tumben ga keliatan”
            “ Vita lagi pergi sama Alvent, kalau Butet lagi nyari obyek foto. Buku lo dah selesai Greys??”
            “ Udah tinggal nganter ke agency aja.”
            Cerita persahabatan keempat gadis ini emang unik, coz mereka punya profesi yang beda-beda. Ya walaupun masih mirip, sama-sama nulis, hehe.. Shendy adalah wartawan sebuah majalan sport. Butet kadang juga jadi wartawan sih, wartawan freelance, tapi lebih sering ke fotografer. Kalau Vita itu seorang editor dan Greys adalah seorang novelis yang cukup terkenal.

Profil Kak Buty ( Annisa Wahyuni )

Nama : Annisa Wahyuni
Tempat/Tgl. Lahir : Bekasi, 17 Februari 1990
Peringkat Dunia : Ganda Putri Ganda Campuran
Peringkat Nasional : Ganda Putri Ganda Campuran

Profil Mbak Marsel ( Maria Kristin )


Nama : Maria Kristin Yulianti
Tempat/Tgl. Lahir : Tuban, 25 Juni 1985
Peringkat Dunia : Tunggal Putri
Peringkat Nasional : Tunggal Putri

Profil Ana Rovita


Nama : Ana Rovita
Tempat/Tgl. Lahir : Jepara, 30 Maret 1991
Peringkat Dunia : Tunggal Putri
Peringkat Nasional : Tunggal Putri

Profil Afiat Yuris Wirawan

Nama : Afiat Yuris Wirawan
Tempat/Tgl. Lahir : Boyolali, 17 April 1989
Peringkat Dunia : Ganda Putra Ganda Campuran
Peringkat Nasional : Ganda Putra Ganda Campuran

Friday, March 18, 2011

IKRAR BL :)

1. Skali BL ttep BL
2. BL dilarang saling menyakiti
3. BL harus bisa menutupi kekurangan sesama BL
4. BL hrus bisa jaga kekompakan

Sekedar Pendapat :)

Sebelumnya maaf, kalau nanti ada beberapa orang yang tersinggung oleh note ini. Aku cuma pengen menyampaikan apa yang selama ini kurasain.

Awalnya sih aku diem-diem aja atas semua masalah yang terjadi di antara para BL ( atau pecinta badminton, apa aja lah sebutannya) dan atlet. Entah itu menyangkut tentang kehidupan pribadi mereka ( yang jujur aja aku ga begitu peduli ) ataupun tentang turunnya prestasi atlet-atlet bultang INA saat ini. Tapi sekarang aku pengen menyampaikan sedikit pendapat dan uneg-unegku terhadap kelakuan kalian yang menurutku MEMALUKAN.

Tuesday, March 15, 2011

Why Indonesia Teams aren't strong as before

Indonesian Version

Hanya sekedar berbagi tentang berita yang saya punya setelah PBSI menerbitkan beberapa pemain yang dipilih dalam seleknas (seleksi nasional) 2010

Saturday, March 12, 2011

SBI '11 #Afiat/Rendy vs Luluk/Sigit


Selembar Duka dari Yogya



 Anak menjerit-jerit,
asap panas membakar,
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman,
hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah

            Lagu sendu milik Ebiet itu mengiringi perjalanan gue dan temen-temen gue ke Jogja. Kita ditugasin sekolah buat jadi relawan bencana di Jogja. See, beberapa hari yang lalau gunung Merapi beraksi lagi dengan ngeluarin awan panas yang sukses bikin puluhan nyawa melayang.

Cho's interviewed with Butet ( Liliyana Natsir )


Wednesday, January 26, 2011

Do the BEST for Indonesia


Salam BL..!!
Beberapa hari yg lalu aku ngliat ada beberapa anak BL yg mau bikin booklet kaya punya kak Cho, cuma bwt atlet INA yg laen,
Nah karena itu aku n kak Cho punya ide bwt bikin sebuah booklet yg isinya dukungan kalian smwa para BL ke SEMUA ATLET BADMINTON INA tanpa trkecuali, biar g ada perbedaan gtu d antara kita smwa para BL, kn BL itu harus selalu bersatu, hehe..
Dan judulnya adalah " DO THE BEST FOR INDONESIA "

I Love You for So Many Reason

Before I met you
I spent a lot of fun
Meeting all kinds of people
I had a lot of fun
And learned a lot
Though each person I met
Had great characteristics
Something was missing
No one person
Had all the qualities that
I had hoped a person could have
Someone who’s every action
And thought could respect
 Someone who was very intelligent
Yet could also be fun-loving
Someone who was very sensitive, yet virile
Exciting and sensuous
Someone who knew what they wanted out of live
A beautiful person inside and out
I could not find a person like this until I met you
And……I love you 

You Bring Out The Best in Me

I love you
not for what I want you to be
but for what you are


I Love you then
for what you were
I Love you now
for what you have become


I miss you
and not only you


I miss what I am
when you are here

Cinta Ini Tak Akan Pernah Mati ( Juara 3 Lomba Nulis Fanfict HUT GBI )

“ Hai guys….” Sapa Butet ramah, wajahnya tampak begitu ceria.
“ Ceria banget lo, Tet. Kenapa nih??” kata Vita penasaran.
“ Lo kaya ga tau aja, Vit, orang yang lagi jatuh cinta kan biasa ceria begitu, hahaha…” Greys yang lagi asik baca komik pun ikut nimbrung.
“ Betul banget tuh Greys, kenapa ga jadian aja sih, Tet??” Maria yang sedari tadi sibuk dengan iPodnya mulai tertarik.
” Puas lo semua godain gue??” Butet pura-pura kesal, padahal sebenernya dia salting tuh digodain sama temen-temennya, apalagi pertanyaan Maria tadi cukup buat pipinya merah.
” Ga usah sok kesel gitu deh, Tet, muka lo yang merah kaya tomat itu nggak bisa bohong. Tenang aja, kalau sama Hendra dah pasti kita dukung kok, ya kan??” Vita mengalungkan tangannya di bahu Butet.
” Yupss...Bener banget..!!” Greys dan Maria menjawab bersamaan.
” Apaan sih kalian, gue sih pengennya juga gitu. Apalagi kalau ngeliat Vita sama Alvent, gue ngiri tauu...”
” Hahahaha...ya udah sih jadian aja, Tet. Biar kalau malming kita bisa double date, hehe..” Vita nyengir kuda.
 “ Triple Vita…lo lupa kalau gue juga barusan jadian sama Kak Taufik??” Maria protes.
“ Oh iya, sorry Mar, pasangan baru terlupakan. Hahaha..”
“ Tapi kan Hendra belum nembak gue dodol, gimana mau jadian coba??”
“ Oh jadi lo ngarep Hendra nembak lo nih?? Gampang kalau gitu, ntar gue bilang Alvent biar dia komporin Hendra cepet-cepet nembak lo.” Vita tersenyum.
” Nonono...Gue pengennya Hendra nembak gue karena keinginan dia sendiri, bukan karena Alvent atau siapapun.”
” Huuuaaa...Butet.....gue setuju banget sama keputusan lo.” Greys berteriak girang dan memeluk Butet.
” Greys, apa-apaan sih lo, girang banget perasaan.” Butet yang mulai risih berusaha melepaskan diri dari pelukan Greys.
” Iya nih, harusnya itu lo dukung Butet jadian sama Hendra, ya walaupun sebenernya gue setuju juga sih sama keputusan Butet.” kata Maria.
” Huu...sama aja lo ga dukung rencana gue dong !” Vita terlihat sedikit kesal dengan Maria.
” Hehehe..peace Vit, kali ini gue lebih dukung Butet.”
” Terserah lo aja dah..Tapi hubungan antara keputusan Butet sama lo apa Greys?? Seneng banget keliatannya, kayanya ngaruh banget gitu ke lo.”
” Iya lah Vit, denger ya, lo kan udah punya Alvent, trus si Maria juga barusan jadian sama Kak Taufik, jadi kalau Butet juga jadian sama Hendra ntar yang nemenin gue jomblo siapa dong??” kata Greys dengan tampang watadosnya.
” Bletaakkk..!!” Maria, Vita dan Butet kompak jitak Greys.
” Awwhh...gue salah ya ngomong kaya gitu?? Seenak jidat aja jitak orang, sakit tau kepala gue..” Greys cemberut dan memandang kesal ketiga sahabatnya yang malah ketawa-ketiwi nggak jelas itu. Belum tuntas Greys marah-marah, Bu Irene, guru paling cantik tapi galaknya setengah mati masuk.
” Pagi anak-anak, keluarkan selembar kertas, kita ulangan fisika bab 3 sekarang.” Kata Bu Irene to the point yang langsung bikin anak-anak kalang kabut.
” Hhhuuuu....” seru anak-anak kompak.
” Jangan gaduh ! Cepat siapkan kertas !” dan kelas pun tenang kembali.

* * *

            waktu istirahat telah tiba. Anak-anak berhamburan keluar kelas untuk sekedar nongkrong atau makan di kantin. Tapi nggak dengan temen-temen sekelas Butet, mereka masih sibuk bahas ulangan dadakan yang super susah tadi.
” Mariaaa....nilai gue pasti ancur deh, gue ga bisa ngerjain tadi.” kata Greys begitu Bu Irene keluar kelas.
” Kenapa lo ngadu ke gue?? Gue aja ga bisa ngerjain tadi.” Maria mulai sibuk dengan iPodnya lagi.
“ Tenang aja kali Greys, gue juga ga bisa ngerjain kok, jadi kesimpulannya nilai kita ga akan ada yang bagus ntar, hahaha…” kata Vita santai. Tapi Greys masih cemberut.
“ Dah lah Greys ga usah dipikir, mending kita ke kantin, laper banget nih gue..” Butet udah mulai menunjukkan muka manjanya, dan itu berarti ga ada pilihan buat mereka kecuali nurutin Butet.

* * *

            Saat mereka berempat lagi asik makan, tiba-tiba Hendra datang mendekati meja mereka. Butet yang ngeliat Hendra langsung dag dig dug ga karuan.
” Hai...gue gabung boleh ga nih??”
” Gabung aja Hen, tuh kursi sebelah Butet kosong.” Maria langsung menyahut. Hendra pun duduk di kursi sebelah Butet. Perasaan Butet makin ga karuan aja.
” Oh iya, gue mau ngasih ini ke kalian, gue harap kalian mau dateng.” Hendra membagikan kertu berbentuk persegi bergambar atlet bulutangkis ke Vita, Greys, Butet dan Maria.
” Apaan ini, Ndra?? Lo ga ultah kan??” Vita bertanya.
“ Itu Cuma undangan party kecil-kecilan kok.”
“ Lah emang ada apa sampe lo bikin party kaya gini??” Greys gantian yang mengintrogasi. Butet hanya terdiam. Lidahnya kelu.
“ Gue mau ada turnamen di Paris. Jadi gue bikin party buat sekedar kasih dukungan ke gue. Lo tau kan ini turnamen pertama gue di luar negri. Jadi gue harap kalian bisa dateng.”
“ Pasti ndra, kita pasti dateng, ya kan Tet??” Vita menyentuh Butet yang ada disampingnya.
“ Eh..hmm..iya Ndra.” Butet gelagapan.
” Kapan lo berangkat ke Paris??” kali ini Maria yang bertanya.
” Minggu depan mungkin.”
” Good luck, Ndra !!” akhirnya Butet bisa berkata sesuatu juga.
” Thanks, gue harap lo bisa dateng ke acara gue.” Hendra tersenyum, membuat hati Butet semakin ketar ketir.
” Gue usahain, Ndra.”
” Ya udah gue balik ke kelas dulu ya?? Bye..” Hendra beranjak pergi.
“ Bye..” sahut keempat gadis itu bersamaan.

* * *

            Sore itu Maria, Greys dan Vita sibuk ke mall buat beli gaun dan aksesoris laennya. Bukan buat mereka, tapi buat Butet. Mereka pengen Butet tampil secantik mungkin di party Hendra malam nanti.
“ Maria, dress yang biru ini bagus ga??” Vita memegang gaun selutut berwarna biru yang Sangay cantik. Maria dan Greys mengamati dress pilihan Vita itu sejenak.
“ Bagus banget vit.” kata Maria
” Yupss...cocok buat Butet nih.” Greys menimpali.
” Bagus, berarti kita pilih gaun ini ya??” Vita meyakinkan. Maria dan Greys mengangguk.
” Tinggal pilih aksesorisnya deh.” kata Maria puas.
” Wig-nya jangan lupa, ga mungkin Butet ke pesta pake gaun tapi rambutnya cepak gitu.” Vita mengingatkan.
” Siph lah..”
            Setelah hampir 2 jam muter-muter mall nyariin perlengkapan pesta buat Butet, akhirnya Greys, Maria dan Vita menjemput Butet di rumahnya. Kak Kalista yang ngeliat tingkah temen-temen adeknya jadi bingung. Tapi untungnya Vita bisa jelasin semuanya dan Kak Kalista dukung rencana mereka sepenuhnya.
” Haha..jadi pengen liat adek pake gaun, cantik pasti..” kata Kak Kalista saat Vita jelasin rencananya.
” Makanya kakak bantuin kita.” Greys ikut memprovokasi Kak Kalista. Vita dan Maria mengangguk setuju.
” Mau dibantuin apa nih??”
” Bujukin Butet kak, dia pasti ga mau deh kita ajakin ke salon.” Maria menjawab dengan semangat.
” Oke, kita ke kamar Butet sekarang, kita bujuk dia baik-baik, kalau ga mau juga, ya terpaksa kita paksa dia ikut, gimana??” kata Kak Kalista.
” Oke kak !!” Maria, Greys dan Vita serempak menjawab.
            Kak Kalista ditemani oleh ketiga gadis cantik itu menuju ke kamar Butet. Dibukanya pintu kamar Butet perlahan. Ternyata Butet sedang sibuk main game online.
” Butet..” sapa mereka berempat bersamaan sambil tersenyum jail.
” Eh kalian, tumben rame-rame gini, kenapa??” Butet menghentikan aktifitasnya.
” Kata mereka kamu ada undangan party ya dek??”
” Iya kak, emang kenapa?? Jujur ya, perasaanku ga enak ini..”
” Jadi gini Butet sayang, kita pengen bantuin lo dapetin perhatian Hendra, jadi.....” Maria menghentikan kata-katanya dan melirik jail kearah Greys, Vita dan Kak Kalista. Mereka Cuma senyum-senyum.
” Jadi kenapa Mar??”
” Jadi kita mau bawa lo ke salon Butet, biar lo cantik ntar di pesta.” Vita menyelesaikan kalimat Maria.
“ Dan lo ga boleh nolak !!” Greys menambahi.
” What?? Salon?? Ogah gue ke salon, gue bisa dandan sendiri !!” Butet menolak mentah-mentah.
“ Pokoknya lo harus ikut Butet..” Kak Kalista membantu membujuk Butet.
” Ga mau kakak, kakak kan tau gue ga pernah doyan sama yang namanya salon.”
” Khusus hari ini lo harus doyan.” Vita masih gigih membujuk Butet.
“ Kalau gue ga mau gimana?? Kalian ga bisa maksa gue !!” Butet masih ngotot.
“ Oh ya?? Siapa bilang??” Kak Kalista melirik Vita dan teman-temannya, seakan sudah punya rencana.
” Satu..dua...tiga...!!” Greys memberi komando.
Saat itu juga mereka menyerbu Butet. Greys dan Maria memegangi tangan Butet. Kak Kalista memegangi kaki Butet. Bertiga, mereka berusaha mengangkat Butet, Vita membantu memegangi punggung Butet saat diangkat.
” Vita buka pintu mobilnya, cepet !!” kata Kak Kalista.
” Iya, buruan, berat banget nih anak satu.” Greys mengeluh.
” Oke.” Vita cepat-cepat membuka pintu mobil. Dan mereka pun memasukkan Butet secara paksa ke mobil dan segera menjalankannya menuju salon.
” Gila kalian semua, pemaksaan ini namanya. Emang gue apaan pake digotong-gotong segala??” Butet masih ngomel-ngomel di dalam mobil.
” Kita juga ga mau maksa lo Butet, tapi lo ngeyel sih, jadi ya terpaksa deh..” Vita yang kebagian nyetir ngeliatin Butet dari kaca spion.
” Iya Tet, apalagi lo berat benget gitu, capek tau gue ngangkat lo.” Greys masih terlihat kepayahan.
” Sukur...siapa suruh maksa-maksa gue?? Tau rasa dah lo..” Butet masih manyun aja.
” Yang penting kita berhasil maksa lo, weekk.. :P” Greys menjulurkan lidahnya ke arah Butet.
” Isshh...au’ ah gelap. Kalah gue dikeroyok kalian berempat. Huft...”
” Makanya nurut aja dek, percaya sama kita, kita cuma pengen kamu tampil cantik.” Kak Kalista berkata dengan lembutnya.

* * *

            Setelah sepuluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di salon. Ga cuma Butet, tapi Vita, Greys dan Maria juga ikut di make over.
” Mbak, ini perlengkapan buat temen saya yang itu. Tolong didandanin secantik mungkin ya mbak. Sesuaiin sama gaun dan aksesorisnya. Ini ada wig juga. Pokoknya dia harus bener-bener tampil cantik malem ini.” Maria menjelaskan kapada salah satu pegawai salon itu.
” Oke mbak, jangan khawatir, temen mbak itu pasti akan terlihat sangat cantik malam ini.” kata pegawai salon itu meyakinkan.
            Butet, Greys, Vita dan Maria dirias secantik mungkin malam itu, terutama Butet. Kak Kalista hanya menunggui mereka. Sekitar 2 jam mereka dirias, Vita, Greys dan Maria sudah selesai  dirias. Mereka bertiga dan Kak Kalista sekarang menunggui Butet. Mereka semua penasaran dengan hasil make over salon ini.
Setelah 15 menit menunggu, muncullah Butet dengan dress selutut warna biru muda pilihan Vita. Ia sungguh terlihat amat cantik dengan wig rambut panjang dan aksesoris indah yang dipilihkan Greys dan Maria. Penampilannya semakin sempurna dengan tata rias yang menawan. Sama sekali tak tampak sisi tomboynya. Yang ada hanyalah seorang gadis cantik yang sangat anggun.
” Haaa...Butet...ini beneran lo??” Greys langsung menghambur kearah Butet, diikuti oleh yang lainnya.
” Butet, sumpah lo cantik banget, Hendra pasti klepek-klepek nih..” Vita terlihat berbinar melihat penampilan Butet saat ini.
” Gue ga nyangka lo yang tomboynya setengah mati ini bisa tampil seanggun ini.” Maria tak kalah hebohnya.
” Gue akuin dek, lo lebih cantik dari gue, hahaha...” Kak Kalista tak mau ketinggalan mengomentari penampilan baru adiknya.
” Gue ga pede pake kaya begini. Gue aneh ga sih??” kata Butet harap-harap cemas.
” Cuma orang gila yang bilang lo aneh, lo cantik benget.” Vita meyakinkan sahabatnya itu.
” Tapii...” Butet hendak membantah tapi dipotong oleh Kak Kalista.
” Pede aja dek, biarin orang mau bilang apa, udah sana buruan berangkat, kakak pulang naek taksi aja.”
” Beneran nih kak?? Kita anter pulang dulu aja deh..” Maria sedikit merasa tak enak dengan Kak Kalista.
” Nevermind..kalian berangkat aja. Good luck ya !!” Kak Kalista melangkah keluar dan mereka bertiga pun bergegas pergi ke pesta.

* * *

            Sementara itu dirumah Hendra, tamu undangan hampir semua udah dateng. Alvent dan Kak Taufik, pacar Vita dan Maria, juga udah dateng. Tapi Hendra justru keliatan gelisah, seperti sedang nunggu seseorang.
” Ndra, lo kenapa?? Gelisah banget keliatannya.” Alvent menepuk pundak Hendra.
” Eh..ehm..gue lagi nunggu seseorang, pestanya ga akan mulai tanpa dia.”
” Haha..nunggu Butet ya Ndra??” Kak Taufik menggoda Hendra. Hendra hanya tersenyum.
” Tenang, Ndra. Butet pasti dateng kok, tadi Vita bilang dia udah di jalan. Tunggu aja..” Alvent menenangkan Hendra. Lagi-lagi Hendra hanya tersenyum.
” Gue harap lo beneran dateng Tet, pesta ini ga ada artinya tanpa lo. Pesta ini buat lo.” kata Hendra dalam hati.
            Penantian Hendra tidak sia-sia, sepuluh menit berselang Butet, Vita, Greys dan Maria datang. Semua orang terpana melihat penampilan Butet, bahkan beberapa orang tak menyadari bahwa wanita cantik itu adalah Butet yang sangat tomboy.
” Honey, ini Butet bukan sih??” Alvent bertanya pada Vita tak percaya.
“ Iya nih, tampangnya sih mirip Butet, tapi kok ga ada tomboynya sama sekali ya??” Kak Taufik menimpali.
“ Hahaha…kalian ini, masa lupa sama temen sendiri, iya ini Butet, cantik kan??” kata Vita.
“ Beneran nih?? Ga percaya gue..pasti mimpi” Alvent masih tetep ga percaya. Vita menghadiahi cubitan di pinggang Alvent.
“ Awwhh...sakit tau honey..” Alvent meringis kesakitan.
“ Sakit kan?? Itu tandanya kamu nggak mimpi.” Kata Vita santai.
” Tet, lo cantik banget dah asli, ckckck..” Kak Taufik memandang Butet kagum.
” Ihh...Kakak genit ya??” Maria manyun melihat pacarnya memandang Butet seperti itu.
” Hehe..maaf sayang, ga maksud gitu, jangan marah lah.” Kak Taufik membujuk Maria yang ngambek.
” Wajar kali Mar kalau Kak Taufik tersepona gitu, Butet cantik benget sih.” Greys tersenyum.
” Iya, bisa jadi keajaiban dunia nomor 8 deh kayanya, kejadian langka ini.” Alvent menggoda Butet.
” Enak aja, lo pikir gue menara Eifell apa??” Butet mulai bersuara.
” Eiittss...masih ada sisa galaknya ternyata, hahahaha...” Alvent dan Kak Taufik tertawa puas.
” By the way, Hendra kok diem aja sih??” perkataan Greys membuat semua memandang Hendra. Hendra yang dari tadi terpesona dengan Butet pun sadar bahwa dirinya menjadi pusat perhatian.
” Heh..ngapain kalian ngeliatin gue kaya gitu??” kata Hendra sedikit gugup.
” Hahahaha...lo keliatan mupeng banget ngeliatin Butetnya,tersepona Ndra??” Vita menggoda Hendra, dan perkataannya itu sukses bikin Butet merona. Dan seperti biasa Hendra hanya tersenyum.
” Butet cantik ga Ndra??” Greys memancing Hendra.
” Cantik banget.” jawab Hendra singkat sambil tersenyum sangat manis untuk Butet, dan Butet pun membalas senyumannya.
” Ndra, pesta kapan dimulai??” tiba-tiba dateng seorang cowok cakep menghampiri Hendra.
” Bentar lagi deh, oh ya, kenalin ini temen-temen gue, ini Alvent, Taufik, Vita ceweknya Alvent, Maria ceweknya Taufik, trus itu Greys dan yang ini Butet. Guys..kenalin ini sepupu gue, namanya Age.”
” Hai.” Age tersenyum ramah. Mereka pun membalas senyum Age.
“ Lah cewek lo yang mana Ndra??” kata Age penasaran.
” Gue kan ga punya cewek dodol.” kata Hendra.
” Ya udah deh gue ganti pertanyaannya, calon cewek lo yang mana??” Age menatap Hendra mengharapkan jawaban, tapi Hendra hanya diam, dia bingung mau jawab apa.
” Ini nih ge, yang cantik ini calon ceweknya Hendra.” Greys menunjuk Butet, yang ditunjuk tersipu malu.
” Oh ini toh, lo pinter milih juga Ndra, hahaha..” Age melirik jail ke arah Hendra.
” Apaan sih, dah sekarang mulai aja pestanya.” Hendra mengalihkan pembicaraan.
” Iya deh.” Age mengambil microphone.
” Perhatian semua...” kata Age untuk menarik perhatian tamu undangan.
” Oke, malem ini kita diundang sama Hendra ke pestanya buat support dia sebelum pertandingan Badminton pertamanya di Paris. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang mau dikatakan sama Hendra, ada baiknya kalau kita dengerin dulu.” Age tersenyum dan memberikan microphone itu pada Hendra.
” Pertama-tama, gue ucapin maksih banget buat kalian yang udah dateng ke acara gue ini. Kedatangan kalian semua adalah motivasi dan semangat buat gue. Tapi sebenernya, tujuan gue adain pesta ini ga cuma buat minta support dan dukungan dari kalian, tapi ada hal lain yang harus gue sampein sekarang.” Hendra mengatur nafasnya sejenak.
” Gue pengen ngungkapin sesuatu yang selama ini gue pendam. Diantara kalian, ada seseorang yang sangat berarti buat gue, dia semangat terbesar gue, dan sekarang gue pengen dia tau tentang perasaan gue yang sebenernya, biar gue lebih tenang jalanin pertandingan gue di Paris.” semua penonton terdiam dan bertanya-tanya, siapakah gadis yang dimaksud Hendra??
” Dan orang yang sangat berarti buat hidup gue selama ini, yang udah ngisi hati gue selama berbulan-bulan ini adalah......” Hendra lagi-lagi mengatur nafasnya, jantungnya berdegub sangat cepat.
” Dia adalah Liliyana Natsir.” Hendra menoleh dan tersenyum pada Butet. Butet kaget ketika Hendra menyebut namanya. Apalagi saat ini Hendra berjalan ke arahnya.
            Sesampainya di depan Butet, Hendra tersenyum. Perlahan ia memegang tangan Butet. Butet makin deg-degan ga karuan.
” Liliyana Natsir, do you want to be my girl??” Hendra menatap mata Butet lembut.
            Butet terdiam, lidahnya terasa sangat kelu, ia tak mampu berkata-kata, semua ini begitu mengejutkan baginya.
” Terima aja Tet.” vita memprovokasi.
” Iya Tet, terima..” Maria dan Greys ikut bersorak.
“ Terima..terima..terima...terima...terima...” tamu undangan bersorak kompak. Butet makin tersipu.
“ Gimana tet??” Hendra menanti jawaban Butet dengan cemas.
” He’emt.” Butet tersenyum dan mengangguk. Hendra langsung memeluknya bahagia.
” Makasih tet..” kata Hendra lembut.
” Yey...” para undangan bersorak dan bertepuk tangan. Malam itu, satu babak baru kehidupan Butet dan Hendra mulai.

* * *


Hari demi hari berlalu, tak terasa hari ini saatnya Hendra berangkat ke Paris. Vita, Age, Alvent, Maria, Greys, Taufik dan Butet ikut mengantarnya ke bandara.
” Ndra. Lo baik-baik ya di Paris??” ucap Age sambil menepuk pundak Hendra.
” Tandingnya yang semangat ya Ndra, lo pasti bisa..” Greys tersenyum pada Hendra.
” Jangan lupa oleh-olehnya Ndra, hahaha...” kata Alvent mencairkan suasana.
” Lo pikirannya oleh-oleh trus, hahaha...” Hendra tertawa menanggapi gurauan Alvent.
Saat mereka sedang asik bercanda, terdengar pengumuman bahwa pesawat tujuan Paris akan segera berangkat.
” Guys....udah waktunya gue berangkat, do’ain gue ya??” ucap Hendra.
” Pasti kita do’ain lo Ndra, ” kata Vita meyakinkan.
” Thanks all..” Hendra tersenyum dan kemudian menghampiri Butet yang mulai meneteskan air mata.
” Hey..kenapa nangis sayang??” Hendra mendekat dan mengusap air mata yang jatuh di pipi Butet.
” Gue ga mau kehilangan lo Ndra, gue sayang banget sama lo, gue ga siap pisah dari lo.” Butet makin terisak.
“ Gue Cuma pergi buat beberapa hari Butet sayang, lo tenang aja.” Hendra memegang kedua pipi butet dan tersenyum.
“ Tapi gue ngerasa gue ga akan liat lo lagi Ndra..” ucap Butet sendu.
“ Sstt...lo ngomong apa sih?? Kita pasti ketemu lagi kok..” Hendra meyakinkan Butet.
“ Ndra, lo mau ga janji satu hal ke gue.” Butet menatap mata Hendra tajam.
” Janji apa sayang?? Selama aku bisa pasti aku kabulin.”
” Pulang ke Indonesia nanti kamu bawa medali kemenangan kamu ya?? Buat aku..” Butet menatap Hendra penuh harap.
” Gue akan usaha Tet, gue janji..” Hendra mengenggam tangan Butet lembut.
” Thanks Ndra.” Butet tersenyum manis pada Hendra.
” Gue berangkat dulu ya?? Temen-temen, gue nitip Butet ya??” kata Hendra sambil melihat teman-temannya dan mereka semua mengangguk.
            Hendra memegang kedua pipi Butet. Memandangi wajah orang yang sangat dicintainya itu sesaat lalu tersenyum. Butet pun begitu, ia merasa sangat berat melepas kepergian kekasihnya ke Paris.
” Gue cinta lo Ndra,” ucap Butet tulus.
” Gue juga cinta sama lo Tet.” Hendra tersenyum dan mengecup kening Butet dengan lembut. Mereka berpelukan sesaat sebelum Hendra berangkat.
            Tak lama kemudian Hendra berjalan menjauhi temen-temannya. Butet tak mampu menahan air matanya yang jatuh tiba-tiba. Vita memegang pundak Butet lembut. Hendra melambai kepada mereka sesaat sebelum menghilang diantara kerumunan penumpang pesawat yang lain.

* * *

            Butet dan yang lain sudah berada di dalam mobil, hendak pulang ke rumah masing-masing. Tapi tiba-tiba...
” Aduh, tas gue ketinggalan di dalem !!” kata Vita.
” Yakin Vit?? Cek dulu deh.” kata Alvent lembut.
” Beneran honey..gue ambil dulu deh, tunggu ya??” Vita membuka pintu mobil dan keluar.
            Sepuluh menit berselang tapi Vita belum kembali ke mobil. Yang lain mulai gelisah.
” Vita mana ini??” kata Greys cemas.
” Tunggu aja dulu Greys..” kak Taufik mencoba menenangkan.
” Gue tunggu di luar deh, gerah..” Butet kelur dari mobil dan menunggu Vita di luar.
            Lima menit setelah itu terlihat Vita keluar dari bandara, ia hendak menyeberang. Vita berjalan tergesa, tak mempedulikan kendaraan yang berlalu-lalang.
” Vita awaass..!!” teriakan Greys mengejutkan Vita.
Tampak sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Dan...
” Braaakkk...!!!”
Terdengar suara tabrakan yang cukup keras. Tampak sesosok tubuh perempuan berlumuran darah, di sampingnya ada seorang perempuan yang terlihat shock dan sangat terkejut, tak lama kemudian ia mulai sadar dengan kejadian yang menimpanya. Ia mulai menangis.
” Butet.....kenapa lo lakuin ini??” Vita menangis.
” Gue sayang lo Vit, jangan kabarin Hendra sebelum dia pulang.” pancaran mata Butet semakin meredup dan ia tak sadarkan diri.
” Panggil ambulance sekarang..!!” Vita berteriak sambil menangis.

* * *

            Sudah hampir 2 minggu Butet koma di rumah sakit. Semua orang tak henti mendoakan dan menjenguknya. Teman-temannya bergantian menungguinya. Semua berharap akan kesembuhan Butet.
            Sesuai pesan Butet, tak ada satu orang pun yang memberi tahu Hendra tentang kecelakaan yang dialami Butet. Hari ini adalah pertandingan final Hendra, ya, dia berhasil masuk ke babak final.
            Vita masih terisak di tepi ranjang Butet. Terdengar bunyi detektor detak jantung yang dipasang di samping Butet. Alvent, Maria, Greys, kak Taufik dan Age setia mendampingi Butet saat ini. Vita menggenggam tangan Butet erat.
” Butet maafin gue, gara-gara gue lo kaya gini, harusnya lo ga usah selametin gue, harusnya lo biarin gue ketabrak.” Vita masih terisak.
” Ga boleh bilang gitu sayang..Butet ngelakuin itu karena dia sayang kamu.” Alvent mengusap pundak Vita.
            Tiba-tiba dirasakannya jemeri tangan Butet bergerak. Tak lama kemudian Butet mengerjap. Ia sadar.
” Butet, lo sadar...gue panggil dokter dulu.” Vita hendak bangkit, namun tangannya ditahan oleh Butet.
” Jangan Vit, ini tanggal berapa??” tanya Butet lemah.
” Tanggal 8 Tet, kenapa??”
” Hari ini final kan?? Hendra lolos ga??” Butet bertanya semangat, walaupun suaranya masih sangat lemah.
” Hendra lolos Tet, dia lagi tanding sekarang.” jawab Greys berbinar.
” Setelin TV nya dong, gue pengen nonton.” Butet berkata penuh harap.
” Biar gue aja, Vit.” kata Maria. Ia bangkit dan menyalakan TV.
            Tampak Hendra sedang berlari kesana-kemari mengejar bola-bola yang diberikan oleh lawannya. Kedudukan sekarang 19-16 untuk kemenangan Hendra di game kedua. Di game pertama Hendra menang 21-18.
” Hendra hampir menang Tet.” Age bersemangat.
” Dia akan tepatin janjinya ke lo.” Vita memandang Butet bahagia.
            Butet hanya tersenyum lemah. Matanya tak pernah lepas dari layar kaca, dengan setia ia menyaksikan kekasihnya. Hendra melakukan netting di kedudukan 20-19 untuk kemenangan Hendra, lawannya berhasil mengembalikan bola Hendra dengan baik. Hendra melakukan netting lagi, kali ini lebih halus. Lawannya berhasil mengembalikan bola itu lagi, namun kurang sempurna, bolanya melambung cukup tinggi. Dan Hendra melompat untuk melakukan jump smash kearah tubuh lawannya dan berhasil, bola itu tak dapat dikembalikan lawannya. Hendra menang. Semua yang ada di ruangan itu bersorak.
” Yes, Hendra menang !!” Greys melompat bahagia.
” Lo bener-bener hebat Ndra.” Alvent berkata bangga.
” Dia nepatin janjinya.” Maria tak kalah heboh.
            Namun semua terdiam begitu mendengar suara detektor detak jantung milik Butet berbunyi tak beraturan. Semua menoleh pada Butet.
” Doktteeerrr....!!!” jerit Vita seketika itu juga.

* * *

            Hari ini Hendra sampai di Indonesia. Ditangannya tergenggam sebuah medali emas hasil pertandingannya beberapa waktu lalu. Ia berencana akan bertemu teman-temannya di taman.
” Gue kangen lo tet, gue bawa medali ini buat lo, gue tepatin janji gue.” batin Hendra selama dalam perjalanan.
            Di taman ia bertemu dengan Vita, Greys, Maria, Alvent, Age dan kak Taufik yang menyambutnyqa dengan senyuman. Mereka semua tampak bahagia dengan kemenangan Hendra. Tapi tak dilihatnya sosok Butet di taman itu.
” Butet mana?? Gue kangen dia..” kata Hendra.
” Butet ga disini Ndra, ayo ikut kita.” Alvent menarik tangan Hendra ke mobil dan Hendra hanya menurut.
* * *

            Sepuluh menit perjalanan, mereka sampai disebuah pemakaman. Hendra bingung mengapa teman-temannya mengajaknya ke makam.
” Kok ke makam sih?? Gue pengen ketemu Butet.” kata Hendra begitu turun dari mobil.
” Udah ikut aja..” kata kak Taufik. Lagi-lagi Handra menurut.
            Mereka berjalan melewati makam-makam yang berjajar rapi. Hendra masih bingung dengan semua ini. Tapi ia hanya diam. Mereka berhenti di sebuah makam yang masih merah.
” Ndra, lo tau kenapa kita ajak lo kesini??” Alvent menjelaskan pada Hendra hati-hati. Hendra menggeleng.
” Lo mau ketemu Butet kan??” Alvent bertanya lagi.
” Iya lah, mana Butetnya??” Hendra mulai tak sabar.
” Baca nisan itu baik-baik, kita harap lo bisa sabar dan ikhlas.” Alvent menunduk.
            Hendra yang dari tadi tak memperhatikan nisan pun menoleh. Ia membaca tulisan yang tertera pada makam itu. Perasaannya hancur ketika membaca tulisan pada nisan itu. Disana tertera :  LILIYANA NATSIR
” Ga..!! Ga mungkin..!! Ini Cuma bercanda kan??” Hendra menatap temen-temnnya tak percaya.
” Ini kenyataannya Ndra, lo harus terima, lo haris ikhlas..” Vita menitikkan air mata.
” Tapi kenapa kalian ga kasih kabar ke gue??” Hendra sedikit emosi.
” Ini permintaan Butet, Ndra.” Greys ikut terisak.
” Tapi dia nitip ini, dia tulis ini beberapa saat sebelum meninggal.” Maria menyerahkan sepucuk surat kepada Hendra. Dengan tangan bergetar dan perasaan yang campur aduk Hendra menerimanya.
” Lo baca baik-baik surat dari Butet itu, kita ke mobil sekarang, ntar kalau lo dah puas, nyusul aja.” Alvent menepuk pundak Hendra dan berlalu, diikuti oleh yang lain.
            Hendra membuka surat itu perlahan. Ia masih shock dengan berita ini. Dibacanya surat itu dengan sangat teliti, seakan setiap hurufnya begitu berharga.
Dear Hendra,
My first and endless love,

Mungkin saat lo baca surat ini, gue udah ga di dunia ini lagi.
Tapi lo jangan khawatir, gue akan selalu hidup di hati lo.
Dan gue mau ngucapin makasih banget sama lo karena lo dah nepatin janji lo buat kasih medali kemenangan lo, gue bahagia Ndra. Makasih ya saying??
Ndra, gue minta lo janji sama gue lo ga akan terus-terusan sedih, lo harus kuat Ndra, jujur, berat buat gue pisah dari lo, tapi inilah yang harus kita jalanin.
Ndra, gue yakin lo kan dapet pengganti yang seribu kali lipat lebih baik dari gue. Dia yang akan temenin lo sampai akhir hayat lo.
Dan satu lagi yang harus lo tau, “WALAUPUN GUE UDAH GA ADA DI DUNIA INI, CINTA INI GA AKAK PERNAH MATI.”
Gue Cinta Lo Ndra,

With Love,
Butet

            Hendra meneteskan air mata membaca surat itu. Ia masih tak percaya jika kekasihnya itu kini telah tiada.
“ Selamat jalan sayang…Gue juga cinta banget sama lo, dan gue tau cinta kita ga akan pernah mati. Tunggu gue di surga ya Tet?? Love you…” Hendra mengecup nisan Butet lembut.
           Sebelum ia pergi, ia tinggalkan medalinya di atas makam Butet, karena medali itu hanya untuk Butet dan cinta mereka yang abadi.

TAMAT :')

Kerinduan dan Harapan

Jasad ini tidak terlambat
Untuk bertemu denganmu
Kecuali hati ini merindukanmu
Dan ingin cepat-cepat bertemu denganmu
Bagaimana bisa duduk tenang
Seorang yang sedang dilanda rindu
Yang selalu digerakkan oleh dua kekuatan,
Yaitu kerinduan dan harapan
Jika aku berdiri untuk berjalan,
Maka tidak ada tujuan bagiku
Kecuali hanya engkau
Dan jika aku duduk,
Tidak ada yang menyibukkan hati ini
Kecuali hanya engkau
Aku merindukanmu,
Ya Rasulullah, Ya Habiiballah,
Namun keinginan hati ini untuk bertemu denganmu
Tidak bisa terkabulkan
Duhai kekasih,
Rindu ini telah di ambang batas

Just For You Allah

In the morning
When the sun
Is just starting to light the day
I am awakened
And my first thoughts are of you
Just for you… Allah

At night
I stare at the dark trees
Silhouetted against the quiet stars
I am entranced into a complete peacefulness
And my last thoughts are of you
Just for you…Allah