Saturday, March 26, 2011

Bad Romance #FF Bultang edisi GreySan


Hari ini tampak berbeda bagi Greys. Perempuan cantik berpipi chubby ini terlihat begitu bahagia. Ia terlihat lebih ramah dan murah senyum.
            “ Pagi semuaaa….!!” Sapa Greys ramah kepada teman-temannya.
            “ Something wrong neh kayaknya.” Kata Shendy.
            “ Nothing wrong girl.” Greys duduk di sebelah Shendy.
            “ Terserah lo aja lah..” Shendy berkata sambil  lalu.
            “ Lagi ngerjain apa sih lo?? Sibuk bener..”
            “ Ada deadline buat besok, jadi gue harus cepet-cepet selesaiin.”
            “ Oh…lah Vita sama Butet kemana?? Tumben ga keliatan”
            “ Vita lagi pergi sama Alvent, kalau Butet lagi nyari obyek foto. Buku lo dah selesai Greys??”
            “ Udah tinggal nganter ke agency aja.”
            Cerita persahabatan keempat gadis ini emang unik, coz mereka punya profesi yang beda-beda. Ya walaupun masih mirip, sama-sama nulis, hehe.. Shendy adalah wartawan sebuah majalan sport. Butet kadang juga jadi wartawan sih, wartawan freelance, tapi lebih sering ke fotografer. Kalau Vita itu seorang editor dan Greys adalah seorang novelis yang cukup terkenal.
            “ Kapan mau ke agency??” Shendy kembali bertanya.
            “ Hari ini, bentar lagi juga mau berangkat.”
            “ Mau ditemenin??”
            “ Hai Greys..” belum sempat Grays menjawab, tiba-tiba seseorang datang menghampiri Greys dan Shendy.
            “ Hai, San.” Greys tersenyum manis.
            “ Jadi ke agency sekarang??”
            “ Jadi lah..nih filenya juga dah dibawa.”
            “ Berangkat sekarang apa nanti??”
            “ Sekarang lah, keburu sore. Shend, gue ke agency dulu ya sama Ahsan. Lo ga apa-apa kan gue tinggal??”
            “ Iya, ati-ati ya Greys??” Shendy mengedipkan sebelah matanya jail.
            “ Iya.” Kata Greys sambil lalu.

* * *

“ Selamat ya Greys, novel kamu ini benar-benar bagus, tak salah agency kami memilih novel ini untuk diterbitkan.” Kata manager agency tempat Greys menerbitkan novel-novelnya.
“ Saya yang harusnya berterimakasih pada bapak karena sudah mau menerbitkan novel-novel saya. Terima kasih atas kerjasamanya.” Greys tersenyum manis.
“ Sama-sama, untuk masalah royalty nanti kami kabari lagi.”
“ Oke, Pak. Selamat sore.”
“ Selamat sore.”
Greys melangkahkan kakinya keluar dari agency itu. Hatinya lega karena novel yang dua bulan terakhir ini digarapnya akhirnya selesai juga. Sesampainya di depan agency Greys melihat Ahsan seperti habis nerima telepon dari seseorang, Greys menghampirinya.
“ Ahsan, novelku akhirnya bisa terbit, hehe..” kata Greys riang.
“ Iya..Iya..aku tau kamu itu novelis yang hebat. Selamat ya..” Ahsan mengacak rambut Greys lembut.
“ Iya, biasanya kan aku yang traktir kamu nih, sekarang gantian dong.” Greys merajuk manja.
“ Ayok lah, sekalian aku mau ngomong sesuatu ke kamu.”
“ Serius?”
“ Limarius, ayok buruan keburu aku berubah pikiran ini.”
“ Ayok..ayok..” kata Greys semangat.

* * *

Ternyata Ahsan mengajak Greys dinner di sebuah resto pinggir pantai. Dengan ditemani oleh kerlipan lampu taman yang benar-benar romantis.
Wow, who romantic he is.” sorak  Greys dalam hati.
“ Ngapain bengong disitu, Greys. Duduk sini.” Ahsan menarik kursi untuk Greys.
“ Eh, iya.” Greys segera menuju ke kursi yang telah disediakan oleh Ahsan.
Mereka makan dengan suasana yang sangat mendukung. Dengan lampu-lampu kecil yang berkerlip riang dan ditemani dengan suara deburan ombak dan sinar rembulan yang cantik. Mereka, terutama Greys, sangat menikmati saat-saat ini. Memang sejak dulu Greys memendam rasa kepada Ahsan. Namun Greys tidak pernah mengungkapkannya.
Setelah selesai romantic dinner, mereka berbincang sejenak. Sembari menikmati suasana pantai pada saat itu.
“ Ehmm..Greys, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.” Kata Ahsan tiba-tiba.
“ Ngomong apa, San?? Perasaan daritadi kita udah ngobrol deh.” perasaan Greys tak menentu. Mungkin kah ini saat yang dinantikannya??
“ Tapi kamu jangan marah ya??” lanjut Ahsan.
“ Ngomong apaan sih?? Jangan bikin penasaran deh.” Greys makin dag-dig-dug ga karuan.
“ Sebenernya aku itu….ehm…ga jadi deh.” Ahsan mengurungkan niatnya.
“ Kamu kenapa, San?? Ngomong kok ya setengah-setengah, bikin penasaran. Udah ngomong aja.” Greys mulai GR
“ Ya udah deh aku ngomong, sebenernya aku itu udah punya pacar Greys, namanya Itine. Aku bahagia banget tau Greys, akhirnya bisa dapetin dia juga, hehe..Maaf ya Greys aku baru bilang sekarang. Dan dinner malem ini anggep aja PJ dari aku.”
Ahsan berkata dengan riangnya. Ia tak menyadari bahwa Greys sangat-sangat terluka dengan perkataannya barusan. Greys tak menyangka bahwa romantic dinner ini ga seperti yang dia pikirkan. Apalagi dia sempet GR waktu Ahsan bilang mau ngungkapin sesuatu. Ternyata…..semuanya di luar dugaan.
“ Greys..Greys..kamu ga marah kan??”
“ Eh..ehmm..ga kok, tenang aja. Aku bahagia kalau kamu bahagia.” Greys tersenyum terpaksa. Padahal saat ini dia sedang berusaha sangat keras untuk menahan air matanya.
Thanks, Greys. You’re my best friend.” Kata Ahsan sumringah.
“ San, kita pulang yuk, udah malem. Ga enak sama Vita, Butet dan Shendy.” Greys mencoba mengalihkan pembicaraan.
“ Oke, kita pulang sekarang. Dan aku janji bakal secepatnya kenalin kamu sama Itine. Kamu pasti ga nyesel kenal sama dia, dia itu baik banget. Dan dia itu cantik. Hehe..” Ahsan berkata tanpa beban.
“ Aku tau, San. Itine pasti lebih cantik dan lebih dari segalanya kalau dibandingin sama aku. Itine bener-bener beruntung bisa dapetin cinta kamu, San. Aku terluka, tapi aku harus terima.” Kata Greys dalam hati.

* * *

Thanks for tonight, San.” Kata Greys sesampainya di tempat kost.
Yeah, you’re welcome.”
“ Aku masuk dulu ya, good night, sweet dream.” Kata Greys lesu.
Good night, nice dream honey..
Please, San. Don’t call me like that again. It’s hurting me.” Jerit batin Greys.
Greys masuk ke tampat kostnya. Bukan kost sebenarnya, tapi sebuah rumah yang ia tempati bersama ketiga sahabatnya.
“ Greeyysss….” sorak Vita, Butet dan Shendy ketika Greys masuk.
“ Gimana novel lo?? Jadi terbit??”
“ Jadi, Tet. Do’ain aja moga semua lancar.” Greys menjawab dengan tak bersemangat.
“ Gimana kencan lo sama Ahsan?? Kok keliatannya lo lesu gitu??” kata Vita.
Greys tak dapat menahan air matanya lagi. Ia menangis tersedu di pelukan Vita. Ia menceritakan semua kejadian tadi.
“ Jadi Ahsan udah punya pacar??” Shendy seakan tak percaya.
“ Iya.” Greys mengangguk lemah.
“ Sabar, Greys. Mungkin emang Ahsan bukan jodoh lo.” Kata Butet berusaha menenangkan Greys.
“ Iya, Greys. Mungkin Ahsan itu bukan lelaki terbaik yang disiapin Tuhan buat lo. Senyum dong??” kali ini Vita yang menghibur Greys.
Thanks, Guys. Kalian bener-bener ngertiin perasaan gue. Dan kata-kata lo semua bener. Life must go on.” Greys tersenyum dan memeluk sahabat-sahabatnya erat.
Thanks, God. You give me amazing friends like them.” Greys berkata dalam hati.
**** TAMAT ***



No comments:

Post a Comment