Aku masih termenung di
depan jendela kamarku. Menikmati hembusan angin malam yang menggigit. Ditemani
suara-suara nocturnal dan taburan bintang-bintang yang berkerlip ceria di
pekatnya langit malam.
Saat-saat seperti ini adalah saat
yang paling kubenci. Karena saat aku sendiri seperti ini, pasti aku selalu
teringat dengan Hendra, orang yang selama 8 bulan ini selalu mengisi hatiku dan
menghiasi hampir semua mimpiku. Walaupun aku tau rasa ini sangat sulit untuk
terwujud, namun aku tak pernah bisa untuk menghapusnya. Semakin aku mencoba
melupakannya maka bayangannya akan semakin mengakar dihatiku.
“ Ddrrttt…ddrrttt…drrtt…” Hapeku
bergetar beberapa kali. Ada sms masuk. Segera kuambil benda mungil itu dari
atas meja belajarku. Dan setelah kubuka, ternyata sms itu dari Hendra, orang
yang dari tadi muter-muter terus di kepalaku.